Sumber Gambar (Doc. Syifa Jannatuzzahra/ayusastra.com).
Erami Akhlakku Oleh: Lestari Sastra Alih-alih mengucap satu kalimat Berkata satu kata pun daku masih gagap harus takdzim Akhlakku masih minim Lagi-lagi dibenturkan dengan realita Acap kali atmaku menggerung tak kuasa Dibalik bentroknya suara hati Ibadahku masih tak rapi Gara-gara sami' na waatho'na Aku tak bisa berkutik terlalu dalam Ingin menyelam Tapi hanya diperbolehkan untuk sekedar 'kecek' saja Air yang sengaja kuperam Tanpa basa-basi Seolah memalingkan pandanganku dengan sedikit mengais kata-kata penuh igauan Mereka semua takut! Takut jika barokah tak menyertai Sedangkan sang pemuka hanya ingin menakut-nakuti Atau aku yang terlalu papa dan niscaya Pada adab yang sering ia erami Mana Akhlakku... Mana adabku.. Mana jati diriku... Mana dan mana lagi tembok yang bisa ku panjat dengan kaki mungilku Lasem, 6 Juli 2023 Bukan Kau Sayang Padaku Oleh: Lestari Sastra Ayah, bukankah kau sangat sayang padaku? Namun, acap kali kau seperti geli tatapan Dan memalingkan kecut wajah pasimu Aku hanya ingin sekedar mengeja ABC sampai Z Seperti dulu saat waktu belum bisa ku jamah Dan saat aku belum mengerti Mana air kencing dan mana air susu ibu Ayah, bukankah kau sangat ingin memelukku ? Sedari kecil sampai anakmu secantik primadona yang kau kagumi di film nona biru Tapi sering kali pantatmu terasa dingin hanya duduk bersanding Seraya mendengar cericit burung sutra merpati Dalam hati terbersit tanya yang menggebu deru, "Bagaimana aku bisa mencintai lelaki di luar dirimu, jika kau saja tak bisa memberiku kasih sayang layaknya ayah dan anak?" "Salahkah aku, menuntut bahagia?" Lalu sang ayah menjawab, "maafkan ayahmu, Nak. Ayah hanya bisa melihat tanpa mendekat. Ayah hanya tidak bisa mengekspresikan rasa itu tertuang secara penuh di cangkirmu dengan khidmat Semenjak hari itu Siang enggan menggulung teriknya Dan hanya bisa berharap culas Aku tertunduk dan berpekik "Cukup paham”. Lasem,15 Juli 2023 Tiap Oleh : Lestari Sastra Seperti angin yang sedari tadi mengajakku bercengkrama layaknya pagi dan siang Dikau mampu menggerakkan setiap helaian daun berbaring bersimpuh di pinggir balkon rumahku Ku sematkan senyum di balik pijaran matahari Dan ku tatap setiap elok ekor matamu Dan, ya.. ..Mengapa berlabuh macam macam Menjelma suara-suara hening menyibak senja Mengekal di dalam sanubariku Lasem, 15 Juli 2023
Leave a Reply