TBM Lentera Kisik Plawangan Adakan Festival Budaya Selama Dua Hari

Dua penari dari SMA Negeri Kragan sedang menari tarian tradisional khas Rembang dalam acara Festival Budaya di TBM Lentera Kisik, Plawangan Kragan. (Doc. Ayu Lestari/ayusastra.com).

REMBANG, ayusastra.com – Taman Baca Masyarakat (TBM) Lentera Kisik, Dukuh Plawangan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang usai menyelenggarakan Festival Budaya dengan tema “Membaca Indonesia”. Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, Minggu (6/11/2022).

Beberapa acara yang ada seperti workshop pembuatan digital content produk UMKM, aksi bersih, pertunjukan tari tradisional, stand up comedy, tadarus puisi, pagelaran wayang blang-bleng, music acoustik, dan lain-lain.

Sonhaji, pengelola taman baca masyarakat Lentera Kisik mengaku festival budaya ini dikhususkan untuk mengajak komunitas lain yang ada di wilayah Rembang.

“Festival budaya tahun ini kami mengundang komunitas-komunitas lain untuk berpartisipasi dan menampilkan kegiatan terkait literasi,” kata dia dalam keterangan ayusastra.com pada saat diwawancara melalui pesan singkat di WhatsApp.

Pasca festival budaya terlaksana, adanya rencana program terbaru yang akan segera diluncurkan, yakni berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang.

“Program terbaru kami terkait isu lingkungan ini lebih membahas soal sampah yang mencemari lingkungan pantainya,” jawabnya.

Konsep dari program terbaru berupa bank sampah yang nantinya akan di dukung oleh pihak PLTU Rembang.

“Semacam bank sampah. Insyaallah bulan ini sudah proses pembanguan rumah bank sampahnya, namun teknisnya masih dalam pembahasan,” terangnya.

Salah satu dalang ompong yang menampilkan wayang blang-bleng, Ki Soedharsono mengungkapkan festival budaya untuk tahun ini lebih menyenangkan.

“Semuanya sangat asyik,” singkatnya.

Wayang blang-bleng ini menceritakan tentang sebuah kisah bagaimana sebagai bangsa Indonesia selalu semangat untuk berkarya melalui budaya.

“Intinya membaca seluk beluk keragaman Indonesia, salah satunya dengan meningkatkan semangat bersastra dan berbudaya melalui apa yang sudah ada, itu perlu di pertahankan,” pungkasnya.

Berdasarkan pengamatan langsung dari ayusastra.com, tiga bahasa yang disuguhkan ini menjadi daya tarik pengunjung, khususnya anak-anak untuk tetap mendengarkan dan meresapi kisah wayang blang-bleng.

“Semoga segala multi bentuk lelaku perilaku apa saja akan selalu tetap berjalan di lingkup masyarakat,” sahutnya.

(ayl/ayl)

Ayu Sastra
Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Ayu Lestari, hidup di tengah-tengah sudut kota kecil yang melegenda tepatnya di Kota Lasem. Saya merupakan penulis pemula yang ingin mendedikasikan diri khususnya dibidang kepenulisan. Akun Media Sosial FB : Aeyu Loestari IG : @ayu_lestari230801 @lestari_sastra WA : 0858 - 6803 - 1099