Volunteer mahasiswa IAIN Kudus sedang mengajar siswa-siswi SDN 2 Ngadas. (Doc. ayusastra.com/Ayu Lestari).
REMBANG, ayusastra.com – Marfu’atul Mahiroh, Mahasiswa Tadris Matematika (TM) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus mengikuti kegiatan volunteer YSE (Youth Social Expedition) yang ke 6 di Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang Jawa Timur, yang diadakan oleh Komunitas Student Action dengan fokus pengabdian di SDN 2 Ngadas Malang Jawa Timur, Minggu (7/5/2023).
Dilansir dari laman fokusmuria.co, mahasiswa yang kerap disapa Mahir ini aktif menjalankan program pengabdian bersama 5 peserta lainnya yaitu Yayan Hidayat sekaligus fasilitator dan founder Student Action (Universitas Siliwangi), A. Syahrul Adzim (UIN Malang), Teresa Avilla A. P. (UGM), Ika Karissma (UNNES), dan Rico Wahyu E. Y. (STAH N Mpu Kuturan Singaraja).
Bertempat di ketinggian ±2.150 meter di atas permukaan laut, Desa Ngadas yang menjadi lokasi pengabdian ini merupakan salah satu desa tertinggi yang ada di Jawa dan banyak orang menyebutnya sebagai Desa Atas Awan. Program tersebut dilaksanakan pada 1-6 Mei 2023.Diketahui, YSE merupakan program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi oleh Student Action.
“Program ini berfokus pada kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh para pemuda terbaik dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda dari berbagai daerah di Indonesia,” jelas Yayan selaku founder, Senin (8/5/2023)
Dengan fokus pengabdian di SDN 2 Ngadas, Mahir menjadi koordinator divisi pendidikan yang sejalan dengan Program studinya. Di sana Mahir belajar dan menerapkan teori yang sudah ia dapatkan di dalam perkuliahan.
“Mulanya, saya hanya fokus mempelajari tentang teori profesi keguruan dalam kelas, selain itu saya pun juga melakukan simulasi dengan cara mencari sasaran teman sekelas sebagai anak didik saya, tetapi dalam kegiatan YSE ini saya mendapat kesempatan belajar, bertemu, dan praktek langsung atas teori yang telah saya kuasai,” tandas Mahir.
Dalam pelaksanaan program di SDN 2 Ngadas, Mahir dan peserta lainnya melakukan beberapa kegiatan seperti sosialisasi sampah, pengolahan sampah menjadi karya berupa kolase, dan mengenal anak-anak di sana dengan cita-citanya.
“Cita-cita saya adalah petani, alasannya agar saya dapat membantu kedua orang tua,” tutur Yoga.
Mengenal anak-anak SDN 2 Ngadas, ada yang bercita-cita menjadi polwan, guru, pemain sepak bola, pramugari, dan yang paling menyentuh adalah menjadi petani sukses, seakan menghirup udara segar untuk masa depan, mengingat tidak banyak pemuda saat ini yang mencita-citakannya.
“Menjadi petani, apalagi sukses, bukan cita-cita yang kecil. Tatapi manjadi besar dengan mengecilkan cita-cita orang lain, lebih dari kecil,” pungkas Mahir.
(ayl/dna)
Leave a Reply