Sambut Haul Mbah Sambu, Lesbumi Lasem Gelar Ngaji Kebudayaan di Alun-Alun Lasem

Puncak Acara Gelar Budaya Lesbumi PCNU Lasem adalah ngaji kebudayaan yang digelar di alun-alun Lasem, Sabtu (1/7/2023). (Ayu Lestari/ayusastra.com).

REMBANG, ayusastra.com – Guna Menyambut haul Mbah Sambu, Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI) Pimpinan Cabang Nahdhiyatul Ulama (PCNU) Lasem menggelar kegiatan Ngaji kebudayaan di alun-alun Lasem, Sabtu (1/7/2023) malam.

Kegiatan itu digelar untuk menyemarakkan serta menyambut haul mbah sambu atau Sayyid Abdurahman Basayaiban. Mbah sambu.

Dilansir dari laman nu.or.id, Mbah Sambu atau Sayyid Abdurrahman Basayaiban wafat 1671. Beliau putera Pangeran Benawa, putera dari Jaka Tingkir alias Sultan Hadiwijaya Raja Kerajaan Pajang, cikal bakal Kerajaan Mataram Islam. Menantu Sultan Trenggono Raja Kerajaan Islam Demak.

Mbah Sambu berjasa menyiarkan agama Islam di Lasem. Wilayah Lasem saat itu meliputi Sedayu Gresik, Tuban, Rembang, Pati sampai Jepara. Atas jasanya menjaga stabilitas keamanan itu Mbah Sambu yang juga menantu Adipati Lasem diberi tanah perdikan kampung Kauman termasuk lokasi Masjid Jami’ Lasem sekarang.

Ngaji kebudayaan ini berbeda dengan acara-acara NU pada umumnya, dimana lebih kerap menghadirkan pertunjukan seni hadroh untuk membuka acara. Namun untuk event ini, dibuka dengan suara kentrung dan suluk bonang dari gang buntu Soditan, yang diprakarsai oleh budayawan lokal, Yon Suprayoga, Kamis (6/7/2023).

Disamping itu, kehadiran dari beberapa stake holder salah satunya dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Rembang, dan seluruh kepala desa se-Kecamatan Lasem.

Adapun beberapa tamu dari etnis tionghoa dan beberapa santri dari Al-Manganiyyah Sale, Ponpes Kauman Lasem, dan Ponpes Alhamdulillah Kemadu Sulang.

Sebelum acara puncak yakni diskusi mengenai tentang strategi Islam nusantara menghadapi era dromologi rekonstruksi Kerajaan Demak, terdapat pertunjukan baca puisi, dan nadzhoman alfiyah Ibnu malik dari santri putri kauman lasem yang di iringi dengan musik kentrung gang buntu.

Narasumber ngaji kebudayaan diantaranya KH. Abdul Aziz, KH. Jadul Maula, dan KH. Amin Budi Harjono. KH. Abdul Aziz merupakan pegiat sejarah Lasem, Pengurus Pondok Pesantren Al-Hamidiyyah Lasem.

Sementara itu, ada KH. Jadul Maula, beliau merupakan budayawan yang lahir dari kultur pesantren, tak tanggung-tanggung, beliau juga menjadi salah satu pendiri LKIS (Lembaga Kajian Islam) di Yogyakarta. Lalu, ada pula KH. Amin Budi Harjono. Ia adalah pelopor atau pendiri tarian sufisme di Nusantara.

Ketua Lesbumi Lasem, Abdul Chamim, mengaku hal ini suatu sajian acara yang bernuansa kontemporer.

“Baru kali ini, Lesbumi Lasem mengadakan acara yang kolaboratif dan modern semoga adanya dengan adanya ngaji kebudayaan ini kita dapat mengambil ilmu sambil bergembira ria melihat pertunjukan pada malam hari ini,” kata Chamim.

Ia juga menambahkan jika sudah waktunya, acara kolaboratif ini diselenggarakan, Lebih-lebih untuk memeriahkan haul mbah sambu.

“Lesbumi PCNU Lasem dan panitia haul mbah sambu baru kali pertama ini berkolaborasi dalam menyelenggarakan acara. Semoga di lain kesempatan dapat terlaksana kembali dengan acara yang lebih seru dan mengedukasi,” sahutnya.

(ayl/dna)

Ayu Sastra
Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Ayu Lestari, hidup di tengah-tengah sudut kota kecil yang melegenda tepatnya di Kota Lasem. Saya merupakan penulis pemula yang ingin mendedikasikan diri khususnya dibidang kepenulisan. Akun Media Sosial FB : Aeyu Loestari IG : @ayu_lestari230801 @lestari_sastra WA : 0858 - 6803 - 1099