Ruang publik, sebenarnya menjadi tempat yang mengerikan Bagi Perempuan?

Ilustrasi: Situasi perempuan yang ada di lokasi yang bersifat publik

Perempuan dengan segala kelemahannya, katanya. Banyak stigma-stigma yang melekat di diri perempuan membuat apa-apa yang ingin dilakukan di ruang publik menjadi tercekat, terhambat, terbatas, parahnya lagi sampai membuat tertekan mental. Pelecehan merupakan tindakan yang senonoh dilakukan pelaku untuk memberikan pengaruh buruk bagi korban baik itu dari segi psikis, mental, dan sosial.

Mirisnya, kejadian untuk melakukan hal yang rendah seperti ini dilakukan siang hari dan sore hari. Ruang publik yang seharusnya memberikan keamanan untuk terhindar dari perilaku yang tidak terpuji. Sekarang sudah tidak berfungsi. Pasalnya, di sore hari pun. Marak sekali para perempuan yang menjadi incaran untuk dilecehkan.

Namun, pelecehan bukan hanya melakukan hubungan intim secara paksa. Jenis-jenis pelecehan sangatlah beragam. Mulai dari percakapan, pencarian, stalking, bersiul, menyentuh anggota badan yang tak sepatutnya untuk disentuh, mengajak kenalan dengan paksa, dan mirisnya dengan melontarkan ucapan-ucapan yang sepatutnya tidak diucapkan. Tak pelak, ini menjadi kekhawatiran yang bersifat berkala untuk korban.

Bayangkan saja dengan keadaan yang seperti itu saja masih bisa melakukan aksi pelecehan. Tanpa mengizinkan malam untuk menutupi semua perbuatannya. Apa yang kita ketahui tentang terjadinya pelecehan kepada perempuan. Seperti pakaian yang terlalu mini? tubuh yang seksi? Berkendara motor sendiri? Membawa barang yang menggiurkan pelaku? Apakah hal semacam itu di zaman sekarang tetap berlaku.

Tidak, banyaknya pelecehan malah menyerang sebagian perempuan yang berpakaian tertutup, sederhana, tubuh yang tidak terlalu seksi sekaligus membawa barang yang tak semestinya menjadi pusat perhatian pelaku. Mungkin, untuk berkendara motor sendiri masih tergolong mengkhawatirkan.

Dari penyebab perlakuan yang seperti inilah, perempuan sering bergulat dengan batinnya sendiri. Apakah ia masih berharga? ah, khawatir, rasa takut yang berlebih memicu timbulnya trauma secara berkala.Untuk semua perempuan, hati-hati. Saat di ruang publik seperti jalan raya, didalam bus, di kuliah, di sekolah, bahkan di mall kita harus mempunyai alat bantu keamanan untuk diri kita sendiri.

Lantas, langkah apa yang bisa kita lakukan untuk keluar dari lingkaran kejahatan pelecehan seksual?

1. Jika lokasi di jalan raya, alihkan korban menuju tempat yang ramai. Misalnya, saat berkendara motor jangan sekali-kali berhenti karena bujukan si korban saat memerintahkan untuk berhenti. Laju dengan cepat, kemudian cari pengendara motor yang lain untuk membantumu. Setidaknya membututimu dari belakang untuk menjagamu.

2. Berteriaklah dan segera lapor. Jika posisi di lokasi mall, sekolah, kuliah. Pastikan berani untuk speak up dan lapor kepada penjaga di tempat tersebut ( security ). Setelah itu ceritakan kejadian yang terjadi dan laporkan kepada pihak yang berwajib.

3. Jika di keramaian bus kota ataupun bus mini, cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan cara memberi kode ( mengetuk jendela, memanggil kondektur, menghindar di tempat duduk yang kamu duduki ).

Peristiwa seperti ini, masih menghantui jutaan kaum hawa. Jika hal itu terjadi, akan banyak kerugian dan akibat yang sangat fatal. Apalagi sampai korban mengalami perubahan fisik seperti mengandung, luka-luka, lebam, sampai-sampai terjadi depresi akut.

Untuk semuanya, selalu mawas diri dimana pun. Karena semua faktor yang ada, di zaman sekarang sudah tidak berlaku. Intinya satu. Hal ini tidak akan terjadi jika pelaku ( laki-laki ) tidak mempunyai pikiran kotor dan mengerti bagaimana caranya untuk menghormati dan memuliakan seorang perempuan.

Ayu Sastra
Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Ayu Lestari, hidup di tengah-tengah sudut kota kecil yang melegenda tepatnya di Kota Lasem. Saya merupakan penulis pemula yang ingin mendedikasikan diri khususnya dibidang kepenulisan. Akun Media Sosial FB : Aeyu Loestari IG : @ayu_lestari230801 @lestari_sastra WA : 0858 - 6803 - 1099