Penelitian Pembelajaran Sekolah Inklusi: Mahasiswa STAILA Berkunjung di SD Negeri 2 Dorokandang Lasem

Swafoto bersama para mahasiswa STAILA, guru, dan siswa berkebutuhan khusus di SDN 2 Dorokandang Lasem. (Doc. Ayu Lestari/ayusastra.com).

REMBANG, ayusastra.com – Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hidayat Lasem (STAILA) usai berkunjung ke SD N 2 Dorokandang, Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang pukul 08.30 WIB dalam rangka kunjungan penelitian terkait pembelajaran sekolah inklusi, Sabtu (30/9/2023).

Sebanyak 21 mahasiswa memasuki ruangan kelas sembari menyimak penjelasan yang dipaparkan oleh kedua tenaga pendidik di SD N 2 Dorokandang.

Perlu diketahui, sekolah inklusi merupakan layanan pendidikan yang diatur oleh pemerintah guna memfasilitasi anak yang membutuhkan perhatian lebih. Dapat dikatakan instansi tersebut menerima peserta didik dengan berbagai latar belakang seperti tuna grahita, tuna laras, tuna rungu, tuna daksa, autism, hiperaktif, dan lain sebagainya.

Tentunya sebagaimana model pembelajaran, kurikulum, serta gaya komunikasi guru ke siswa yang memiliki keterbatasan memerlukan cara yang berbeda dengan apa yang diterapkan bagi siswa yang normal.

Selain itu, adapun klasemen kategori kelas di SDN 2 Dorokandang Lasem beraneka ragam. Diantaranya kelas reguler, kelas pull out, dan lain-lain.

Badriyatul Laili, S.Pd.I, salah satu guru yang telah mengikuti pelatihan khusus pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) menyampaikan semua anak didik mereka tidak membeda-bedakan dalam berkawan dan bermain, semua sama.

“Alhamdulillah disini tidak ada yang mendiskriminasi. Apalagi sampai mengejek teman yang lainnya. Siswa-siswi disini saling membantu dan bermain bersama.” Kata Laili dalam keterangannya saat menyampaikan materi di ruangan kelas.

Laili menambahkan, sistem pembelajaran sekolah inklusi di SDN 2 Dorokandang telah menrapkan skema penilaian teruji dalam pembelajaran.

“Kita menerapkan sistem yang ada. Seperti menggunakan alat identifikasi indikator yang dapat mengetahui kapasitas anak, setelah itu adanya proses assesment, adanya layanan Program Pembelajaran Individual (PPI), pelaksanaan, dan evaluasi,” jawabnya.

Selaras dengan pernyataan tersebut, Jarwati, S.Pd. SD, guru kelas 1 mengakui jika di SD N 2 Dorokandang memerlukan beberapa guru khusus bagi anak yang non reguler.

“Walaupun begitu, dari kami pun masih memerlukan banyak tenaga pendidik yang telah mengikuti pelatihan kompetensi,” ujar Jarwati.

Jarwati, S.Pd SD saat menjabarkan proses belajar mengajar di kelas non reguler beserta memberikan bukti hasil studi dan rapor siswa ABK. (Doc. Ayu Lestari)

Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri beberapa hambatan dalam proses belajar mengajar sering dialami oleh guru.

“Tantangannya macam-macam, ada yang habis masuk kelas main sendiri. Lari kesana kemari, ada yang masih belum bisa menulis dan mengeja. Itu wajar, karena kami selaku pendidik tidak hanya fokus dalam menciptakan angka dalam proses akademik,” pungkasnya.

(ayl/gvn)

Ayu Sastra
Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Ayu Lestari, hidup di tengah-tengah sudut kota kecil yang melegenda tepatnya di Kota Lasem. Saya merupakan penulis pemula yang ingin mendedikasikan diri khususnya dibidang kepenulisan. Akun Media Sosial FB : Aeyu Loestari IG : @ayu_lestari230801 @lestari_sastra WA : 0858 - 6803 - 1099