KH. Zaim Achmad Ma’shoem memberikan sambutan pada sesi pembukaan acara PBAK di gedung STAILA lantai dua. (Doc. Ayu Lestari/ayusastra.com).
REMBANG, ayusastra.com – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) usai menyelenggarakan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) tahun 2023/2024 dengan mengusung tema ‘Unity in Diversity‘. Sabtu (2/9/2023).
PBAK tersebut berlangsung selama dua hari mulai tanggal 1-2 September 2023 di gedung lantai dua Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hidayat Lasem (STAILA).
Kegiatan ini diikuti sebanyak 65 mahasiswa dari berbagai penjuru wilayah se-kabupaten Rembang dan beberapa pondok pesantren.
Dimas Eka Adi Putra, Ketua Pelaksana menjelaskan, PBAK kali ini menjadi suatu upaya yang cukup maksimal bagi seluruh panitia, pasalnya di tahun-tahun sebelumnya acara tersebut dilengkapi dengan adanya studium general.
“Ini bisa dibilang murni kerja keras panitia dalam memaksimalkan acara ini. Soalnya tahun ini kebetulan studium generalnya ditiadakan, walaupun begitu rasa lelah dapat terbayarkan melihat mahasiswa baru terlihat antusias sekali,” kata Dimas dalam keterangannya pada saat diwawancarai melalui pesan singkat di WhatsApp, Jumat (1/9/2023).
Selaras dengan hal tersebut, Dimas juga menuturkan penjelasan mengenai tema yang bertajuk “unity in diversity” yang terbilang beda dan unik.
“Tema tersebut pas sekali untuk mahasiswa baru, karena mayoritas peserta kebanyakan dari luar Jawa seperti Kalimantan dan Sumatra,” jawabnya.
KH. Zaim Achmad Ma’shoem, pengasuh pondok pesantren Kauman Lasem turut menghimbau bagi mahasiswa tahun ini untuk menerapkan nilai dan konsep multikultural.
“Saya harap, kalian semua disini dapan mengemban ilmu dengan Istiqomah dan semangat yang tinggi. Dan sekaligus jangan meninggalkan ciri khas STAI AL-HIDAYAT Lasem itu ciri khasnya sangat multikultural secara geografis bertepatan di kompleks rumah dari suku Tionghoa,” tandasnya.
Bersamaan dengan pernyataan diatas, KH. Sholahuddin Fatawi, M.Pd.I, selaku dosen STAI AL-HIDAYAT Lasem menekankan terkait perbedaan antara siswa dan mahasiswa.
“Kalian semua sudah beralih status menjadi mahasiswa. Secara otomatis kepekaan, rasa inisiatif, serta daya pikir yang kritis dalam proses belajar dan mengajar, selain itu cerdas dalam memaksimalkan penggunaan teknologi di era modern yang dapat memudahkan untuk mengakses informasi dalam jangka yang sangat luas,” pungkasnya.
(ayl/lhs)
Leave a Reply