
NYAWA BANGSA Daksa lingga purbakala Lembah kasih kinaringan dengan seyogyanya Oh ibu pertiwi dambaan yang kupuja Terlalu lama diri ini tak bersua Apa kau tega membuatku sengsara bahkan tersengat derita, bunda? Anak bangsa kau renggut nyawanya Selarik nasib memang telah tergoreskan sejak lama Oh bunda... Bagaimana aku bisa menerima selarik nasib itu dengan suka cita Bukan dengan dukacita Lestari Sastra, 19 April 2021 API KEMASLAHATANKayu dan abu berbincang padaku "Akankah temu ini menjadi candu yang tak semu?" Lantas api menyahut Tidak kawan, candu ini masih di tahap temu yang beradu satu walaupun hangus menjadi abu Dinginku menyeruak berubah menjadi hangat Sentuhan yang meraba sukma masih terasaSeperti halnya akuBukankah kobaran itu akan tetap menyala, atau hanya berkobar di permulaan saja? Bak anak kecil yang meraung disudut gubug reot yang buruk rupa Aku tak butuh sanjungan dan tepuk tangan dari beberapa kalangan Kayu dan abu hanya ingin menjadi diri sendiri yang bebas Akan kekangan demi kekangan yang tak berhaluan Ia ingin menjadi selayaknya insan yang dimanusiakan Lestari Sastra, 10 Juni 2021 HAK KU DIPAKSAKAN UNTUK GUGUR Catatan beberapa daksa sepekan silam Aku dikejutkan oleh fenomena yang tak mengindahkan Aku dipaksa untuk gugur dalam memperjuangkan hak Layaknya serdadu yang meredam pilu nun keluApa yang kau pahami tentang tunanetra, tuan puan Apakah hanya sebatas ketidaksempurnaanku dalam memanjakan mata untuk melihat pesona sang buana Atau tunanetranya kebijakan dan keadilan yang tak setara? Aku.... Aku adalah sepenggal kisah-kisah pilu yang pernah terjadi dari masa silam Akulah Baihaqi... Seorang pribumi yang tak begitu sempurna namun berusaha untuk mengais keadilan dari singgasanaJika aku harus merengkuh buaian ibu pertiwi Apakah pengaduanku dapat tembus didalam relung hatinya?Tuan puan... Jangan jadikan ketidaksempurnaan ini menjadi peretas antara sempurna dan tak sempurnaAntara elok dan tak indah Berikan ruang bagiku Untuk ku gemakan selayaknya negeriku ini sedang menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan Lestari Sastra, 11 Agustus 2021 Sejarah dan Senjaku Tak bisa memunafiki dari setiap pekikan yang tak selaras untuk ditafsirkan Aku ... lahir dari bangsa yang besar besar akan asa besar akan harsa besar akan gema Senjaku luruh, tuan puan Jinggaku hanyut didalam dangkalnya sukmaku Harus kumulai darimana? Jika daku hanya bisa bertahan didalam lenguhan jajahan bangsaku sendiri Aku harus bagaimana, Pertiwi? Jika aku harus berjuang seperti ia Aku tak kuasa Jika aku harus terhunus oleh sayatan duka Aku tak kuasa Jika aku harus meratapi gugurmu saja Aku pun jua tak kuasa Jika dengan memerangi kebodohan Sepertinya aku menyanggupi Harumlah di haribaan ibu pertiwi Doa dan air mataku semoga selalu mengiringi Biarkanlah seluruh tubuhku kusajikan untuk pengabdianSemoga ranumnya jinggaku dan jinggamu dapat memahami Rentetan sejarah dan kisah yang tak pernah termakan oleh perubahan Lestari Sastra, 10 November
Leave a Reply