Mau Dibawa Kemana Desa Sumbergirang, Bung?

Dari sekian banyak orang yang berintelek yang mengadu keberuntungan di ranah pemerintahan desa. Tepatnya diposisi sebagai perangkat desa yang notabene kita dituntut untuk mengabdi untuk masyarakat, walaupun sebenarnya pengabdian kita itu diberi upah layaknya gaji.

Yang mengherankan, dengan berbagai seleksi secara tertulis, praktek, dan juga wawancara menurut banyak sudut pandang orang serta dari saya sendiri pun banyak terjadi keculasan dan kecurangan. Bagaimana tidak, selisih skor dari satu peserta dengan peserta yang lain tidak sinkron dan sangat tak masuk akal.

Dengan perincian waktu yang telah ditentukan oleh pusat, katanya. Tes tertulis diberi waktu sebanyak 60 menit, tes praktek hanya diberi waktu 30 menit, sedangkan untuk tes wawancara hanya sekitar 5 menit dan itu hanya diisi dengan obrolan dari perjalanan ke tempat seleksi sampai pengetahuan yang receh.

Dari pengakuan warga Desa Sumbergirang, yang mengatakan bahwa tes tersebut sangat tidak sesuai dari soal kisi-kisi umum. Yang paling lucu adalah ketidakrasionalan teknis dalam mengikuti tes praktek. Padahal dengan beberapa opsi untuk menyelesaikan tes praktek itu ada sebanyak 5 soal yang harus diselesaikan. Tapi nyatanya, mustahil bagi semua peserta menyelesaikan semua tugas.

Dari pengakuan salah satu dari panitia pelaksana seleksi perangkat Desa Sumbergirang ( Pak Zainal ) yang mengejutkan saya ialah menyatakan jika di zaman sekarang jika hanya modal berusaha tanpa adanya uang, sesuatu hal yang diharapkan mungkin sulit untuk terealisasikan.

Faham kapitalisme yang sudah merebak ke berbagai sudut kekuasaan sepertinya sudah disalahpahami oleh seluruh pihak yang merasa berkuasa di ranahnya.Mengira, jika semua itu sudah ada. Posisinya sudah aman tanpa memperhatikan kualitas kinerjanya.Jika sebatas itu saja yang dipahami, perubahan tidak akan pernah terjadi.

Ingat, pemuda itu berdedikasi, berdikari, dan menjunjung tinggi kualitas dalam menciptakan pemberdayaan desa yang baik serta bersinergi dari segala hal yang bermanfaat bagi masyarakat.

Ayu Sastra
Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Ayu Lestari, hidup di tengah-tengah sudut kota kecil yang melegenda tepatnya di Kota Lasem. Saya merupakan penulis pemula yang ingin mendedikasikan diri khususnya dibidang kepenulisan. Akun Media Sosial FB : Aeyu Loestari IG : @ayu_lestari230801 @lestari_sastra WA : 0858 - 6803 - 1099