
Untuk Apa Aku Menjadi Bukumu Jejalan buku menatapku setiap hari Dan berkata “kapan kau membaca setiap ragaku di setiap harimu.” Engkau terlalu jengah Dan hanya bisa terpampang lama Layaknya pajangan jembatan dunia “Untuk apa kau membeliku, tanpa menyerap semua maksudku, wahai manusia bodoh”! “Aku bosan ditempeli oleh debu-debu kebodohan dan kemalasanmu.” “lama-lama indahnya parasku digerogoti oleh jamur-jamur peradaban.” Benar… Aku terlalu rajin membeli buku Namun enggan melahapmu untuk mendapatkan segudang ilmu darimu Bukankah kebanyakan orang seperti itu, wahai bukuku? Lestari Sastra, 9 April 2022 Jebol Juga Puasa kedua Sudah niat berpuasa untuk esok hari Eeh… Tau-taunya tamuku datang Tak memberi kabar dengan terus terang Akhirnya jebol tepat jam 11 siang Ku teguk air minum di galon Sambil menggerutu “ah, tau begini. Mengapa tak ku sediakan sepotong roti.” Lestari Sastra, 8 April 2022 Aku Terlalu Takut Untuk Memulai Kembali Aku paham Kau ada maksud tertentu Tapi maaf Sepertinya belum dulu Bukan karena kau tidak pantas Hanya aku yang merasa tak imbang untukmu Kau yang berlinangan kesempurnaan Diriku banyak bergelimpangan kekurangan Tidak imbang, sayang Lestari Sastra, 8 April 2022
Leave a Reply