Bermula dari Tokoh Finansial, Sandiaga Uno Menjelma Sebagai Tokoh yang Berpengaruh di Indonesia

ayusastra.com – Siapa yang tidak kenal dengan sosok Bapak Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A, M.B.A dikenal sebagai tokoh di ranah politik yang menduduki jabatan sebagai menteri pariwisata dan ekonomi kreatif serta menjadi kepala badan pariwisata dan ekonomi kreatif pada kabinet Indonesia maju pada tahun 2019-2024. Beliau lahir tepatnya di Kecamatan Rumbai, 28 Juni 1969.

Sebelum menjajaki didunia perpolitikan, beliau sebenarnya adalah tokoh finansial. Bekerja sebagai manajer investasi di sebuah perusahaan yang terkemuka. Dan akhirnya mengalami PHK. Dari situlah, beliau banting stir untuk meningkatkan kesejahteraan yang awalnya sangat mengalami keterpurukan.Meniti karir dengan bekerja sebagai konsultan keuangan, lagi-lagi masih di lingkup perekonomian.

Beliau mendirikan sebuah usaha yang hanya diisi oleh tiga mitra. Perjalanan dengan penuh lika-liku dengan berbagai guncangan dahsyat, dan sekitar tahun 2007-2008 memutuskan untuk melepaskan perusahaan investasi tersebut. Beralih ke profesi awal yang semula menjadi tokoh finansial, beliau merambah ke dunia politik dengan berkontestasi secara demokratis. Dalih-dalih yang diterapkan oleh beliau yaitu sikap optimisme yang bertujuan untuk kebaikan Masyarakat atau warga Negara Indonesia agar lebih baik dan maju. Terutama di bidang ekonomi.

Karena sebenarnya beliau ingin menularkan beberapa pengetahuan kepada masyarakat terkait investasi yang sangat penting untuk dipahami oleh anak-anak muda. Pencapaian kesejahteraan di perekonomian akan berdampak bagi kestabilan subsidi ekonomi bagi negara. Menyangkut soal investasi beliau menuturkan bahwa salah satu ornamen investasi yang sangat mencolok grafik presentasinya adalah obligasi atau surat berharga.

“Karena di obligasi ini lah, portfolio yang berupa kertas atau bursa bisa menjadi pundi-pundi uang dengan nilai grafiknya dari tahun ke tahun.” Jelasnya.

Sementara itu, beliau juga menjelaskan bahwa integritas manusia dalam bekerja harus mempunyai dua prinsip yang mendasar, yakni perihal penghasilan dan pengeluaran. Dari penghasilan kita harus bisa menekankan dari beberapa jumlah yang bisa dihasilkan, sedangkan dalam hal pengeluaran sebaiknya dapat kita sesuaikan dengan memprioritaskan kebutuhan terlebih dahulu.

Itulah yang menjadi satu titik bagi beliau menghasilkan pencapaian yang sangat luar biasa. Beliau pun menyampaikan bahwa tahapan pencapaian yang harus diketahui oleh generasi millenial itu melalu tiga trend, yakni primary trend, secondary trend, dan dari segi energi yang terbaharukan.

Mengenai trend awal tidak memunafiki bahwa digital distruction menjadi daya tarik serta kebutuhan di zaman ini. Misalkan di bidang investasi sekaligus, kita harus pandai-pandai untuk dapat mempromosikan lebih intens lagi melalui link digital yang sangat mempermudah akses jual beli investasi.

Kemudian, pada tahap pencapaian kedua dengan adanya secondary trend ialah tips-tips atau taktik bagaimana manusia menjaga dan merawat diri dengan konsep preventif maupun kuratif. Lalu, tahap ketiga dengan adanya sumber energi yang diperbaharui akan menjadi perubahan yang baik untuk sumber daya yang ada di Indonesia.

Ayu Sastra
Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Ayu Lestari, hidup di tengah-tengah sudut kota kecil yang melegenda tepatnya di Kota Lasem. Saya merupakan penulis pemula yang ingin mendedikasikan diri khususnya dibidang kepenulisan. Akun Media Sosial FB : Aeyu Loestari IG : @ayu_lestari230801 @lestari_sastra WA : 0858 - 6803 - 1099