
Menurut Tylor, kebudayaan adalah sistem kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian , moral, hukum, adat istiadat, kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.Budaya ialah keseluruhan nilai atau norma yang membentuk sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang menjadi kebiasaan hidup keseharian dan diwariskan serta dimiliki oleh masyarakat tertentu. Jika disederhanakan.
Menurut saya, budaya merupakan lahirnya sebuah ide, gagasan, perspektif baru dari masyarakat yang menciptakan sebuah tradisi turun-temurun dan membentuk nilai dan norma secara tersirat.
Contoh budaya di masyarakat seperti tradisi sedekah bumi. Sedekah bumi hadir sebelum agama Islam hadir di kalangan masyarakat, khususnya di tanah Jawa. Seserahan tersebut telah ada sejak munculnya agama animisme, dinamisme, hindu, dan budha. Karena adanya ketimpangan, Islam hadir untuk meluruskan kekeliruan yang selama ini dilakukan banyak orang sekaligus untuk menyebarkan agama islam.Macam-macam budaya semakin hari mengalami perombakan secara digital. Nah, dari sanalah budaya mengalami perubahan yang bisa kita sebut dengan “budaya digital”
Menurut kalian, apa sih budaya digital itu? apakah hanya sebatas modern dan terpengaruhi oleh teknologi saja tanpa ada value yang di berikan? budaya digital merupakan kebiasaan atau sikap terhadap nilai, norma terhadap keberadaan teknologi di samping perubahan era yang sangat signifikan.
Dari budaya digital ini pun, melahirkan sumber daya manusia yang modern. Entah itu dari segi perspektif, gaya hidup, bersosial sesama manusia dan lain sebagainya.Kita tahu bahwa manusia modern yaitu makhluk hidup yang telah melalui proses modernisasi pembaruan teknologi untuk bertahan hidup.
Negara yang mengalami perubahan digital ini, telah terjadi era disruptif yang berjangka. Menurut Mark Zuckerberg, disrupsi adalah literation, inovation, and disruption. Dimana ketiga elemen tersebut jika berpadu akan mengakibatkan munculnya kebiasaan baru, sedangkan kebiasaan lama sedikit demi sedikit akan sirna.
Menurut Clayton Christensen, disrupsi yakni sebuah sistem baru yang menggantikan pasar lama industri dengan teknologi baru yang bersifat destruktif dan kreatif.
Maka, bisa disimpulkan bahwa disrupsi ialah proses peralihan fase yang melibatkan teknologi baru dalam menciptakan inovasi dan kreatif di lingkup yang luas. Era disrupstif mengalami tiga fase, yang pertama disrupsi digital yang lama kelamaan menjadi disrupsi millenial dan lambat laun disrupsi itu berubah dalam fase disrupsi pandemi.
Berdasarkan statistik digital di Negara Indonesia mencatatkan bahwa jumlah penduduk berkisar 277,7 juta. Yang mana aktivitas manusia yang sering menggunakan gawai itu totalnya 370,1 juta atau sebanding 133,3% populasi. Pengguna internet 73,7%, media sosial 68,9 %, HP 94,1 %.
Jika dilihat waktu penggunaannya, saat menggunakan internet selama 8 jam atau 36 menit per hari, untuk media cetak selama 1 jam 47 menit, sosial media selama 3 jam 17 menit per hari, radio 0 jam 37 menit per hari, video games 1 jam 19 menit per hari, serta televisi sekitar 2 jam 50 menit per hari. Dengan hadirnya budaya digital kepada masyarakat modern inilah, beberapa sektor mengalami perubahan. Salah satunya dari sektor perekonomian negara. Perkembangan ekonomi digital yang berjilid-jilid.
Pada perkembangan perekonomian Negara Indonesia jilid l menyatakan jika Indonesia merupakan pengguna e-commerce tertinggi di dunia dengan memperoleh presentase sebanyak 83% dari negara ASEAN yang lain.
Untuk perkembangan perekonomian jilid ll, terangkum pada barang konsumer dari 82 C diubah dari USD sejak 21 Februari 2022. Sejumlah 158,6 juta jumlah orang yang membeli barang lewat internet, 770,6 milyar jumlah pembelanjaan tahunan barang konsumen lewat internet, lalu 4,85 juta rata-rata pengeluaran per konsumen pengguna e-commerce, serta 63,8% presentase pembelian barang melalui gawai.
Terpantau jelas pada jilid ketiga yang tercatat bahwa ada 8 fitur transaksi yang mengalami rekonstruksi diantarnya transaksi cordless (15%), top up uang elektronik (21%), pembayaran kartu kredit (35%), pembayaran akun virtual (50%), pembelian via outlet (53%), pembayaran rutin (55%), transfer uang (78%), top up e-wallet (81%).
Data diatas menunjukkan bahwa keterlibatan teknologi digital membawa dua dampak yang sangat mempengaruhi setiap masyarakat atau warga negara. Adapun dampak positif yang diberikan budaya digital pada masyarakat modern diantaranya mendapatkan informasi secara cepat, dan akses informasi yang mudah dan terjangkau.
Sedangkan dampak negatif yang dipersembahkan sangatlah kompleks, seperti banyaknya konflik, maraknya hoax, liarnya kasus bullying di mana-mana, degradasi (penurunan) moral yang pesat, terorisme, kejahatan siber, munculnya diskriminasi (membeda-bedakan), radikalisme, berserakannya situs-situs pornografi, narkoba, kebiasaan hidup yang terlalu hedon, menjadi makhluk yang individualisme, hate speech, dan penipuan.Budaya-budaya yang terjamah teknologi pun juga sama.
Jangan sampai nilai-nilai, dan norma-norma budaya tetap dilestarikan tanpa menghilangkan value yang telah ada sejak dulu. Kecerdasan mahkluk sosial dalam beradaptasi dengan era digital sangat diperlukan. Bukan hanya sekedar membantu dan meringankan pekerjaan. Akan tetapi jika dimanfaatkan secara baik-baik otomatis daya literasi yang ditampung juga akan berdampak baik. Jika literasi sudah kuat, jenis-jenis kebodohan dan penipuan tidak akan pernah terjadi.
Tontonan-tontonan yang sekarang beralih menjadi tuntunan pun menjadi bumerang bagi manusia sendiri. Maka dari itu, memfiltrasi tontonan menjadi langkah awal untuk menangkis hal-hal yang buruk.
Menanggapi hal ini, kita patut mengamati dari dua sudut pandang yang berbeda dengan bijak. Bahwasanya keberadaan teknologi digital dalam mempengaruhi budaya menjadi fokus perhatian bagi pihak terkait secara keseluruhan.
Karena dampak yang didapatkan berpengaruh juga bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Negara bisa dikatakan sukses apabila manusianya bisa memanfaatkan dan menyelaraskan antara literasi, inovasi, kreasi dan disrupsi secara berkesinambungan.
Leave a Reply