Apa Kabar Wayang Kulitku

ILUSTRASI: Menggambarkan sebuah tangan yang jari-jemarinya dikelilingi oleh semacam tokoh peraga, termasuk didalamnya terdapat wayang yang ada di telapak tangan.

Apa yang kalian ketahui tentang wayang. Apakah hanya sebagai alat budaya? Atau hanya sebagai hiburan tanpa makna? Atau pun hanya sebatas peraga dari cerita dongeng yang mengada-ada. Lalu, sebenarnya wayang itu apa? secara umum, pengertian wayang adalah suatu bentuk pertunjukan tradisional yang disajikan oleh seorang dalang, dengan menggunakan boneka atau sejenisnya sebagai alat pertunjukan.

Dari kata dasar yang diambil dari kata bayangan, gambaran, serta lukisan. Wayang sendiri yakni budaya yang harus senantiasa dilestarikan. Bagaimana tidak, asal muasal kearifan lokal budaya yang dimiliki Negara Indonesia sangat istimewa. Membahas soal budaya, didefinisikan berupa cara hidup manusia yang telah berkembang dari sesepuh (nenek moyang terdahulu) dari kelompok tersebut.

Namun sayangnya, banyak pemuda yang merasa tidak percaya diri dengan adanya wayang. Pasalnya, kebanyakan yang sudi untuk menjaga atau melestarikan kebanyakan dari kalangan orang dewasa sampai lanjut usia (sepuh). Dan pemuda-pemudinya lebih menggemari budaya dari negeri lain, misalnya saja K-Pop. Bukan begitu?

Baru-baru ini, maraknya permasalahan dari salah satu tokoh yang menyerukan bahwa wayang itu haram, dan tidak sewajarnya wayang itu dipergunakan untuk media penyebaran agama Islam. Ia berargumen bahwa muslim ini dipandu oleh agama, dan seharusnya caranya dengan menjadikan Islam sebagai tradisi, karena mengislamkan budaya lebih rumit lantaran kalkulasi budaya terbilang banyak. Dari standar mana yang harus dipegangi.

Penekanan dalam konteks standarisasi, yaitu penentuan suatu ukuran yang harus diikuti dalam memproduksi sesuatu. Ini dijadikan sebuah prinsip dalam memposisikan Islam sebagai suatu tradisi yang harus diagung-agungkan, lantas jika begitu Islam itu apa? tradisi atau agama? lha kok ada pemurnian islamisasi dan standarisasi. Bukankah Allah SWT telah menentukan jika Islam adalah agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin.

Jika ditarik ke belakang, waliyullah Sunan Kalijaga yang mengaitkan dakwah melalui media wayang dengan segala pertimbangan yang telah beliau lakukan. Karena sejatinya wayang tersebut sangat digemari semasa itu, dan strategi beliau untuk menyebarkan agama Islam melalui wayang dengan corak ajaran Islam.

Sunan Kalijaga atau dulunya bernama Raden Said ini lahir pada tahun 1450 M. Beliau putra dari Adipati Tuban, Tumenggung Wilatikta yang merupakan keturunan dari pemberontak legendaris Majapahit, Ronggolawe. Beliau adalah salah satu dari para Walisongo yang getol dalam menyiarkan ajaran Islam melalui wayang dan gamelan.

Murid dari Sunan Bonang ini Cerita brahmana, ramayana dan lain sebagainya yang menyimpang dari ajaran Islam, beliau alihkan dengan cerita-cerita islami yang bisa diterima oleh orang Jawa. Tanpa mencederai dan menyingkirkan budaya yang patut dilestarikan.Sekarang, waktunya kita.

Apakah ingin tetap menjaga kelestarian budaya atau lambat laun bisa-bisa akan direnggut oleh orang asing yang sekarang sudah marak untuk menggemari dan berlatih berbagai kesenian Jawa. Miris sekali bukan? sebagai generasi muda, acuh terhadap budayanya sendiri.

Nah, bagaimana caranya agar pemuda-pemudi peduli dengan budayanya sendiri?

1. Paham akan asal-usul budaya.

Memahami terkait berbagai budaya di beberapa tempat itu dapat memberikan stimulan untuk generasi muda menyerap makna dari keberadaan budaya tersebut.

Misal dengan adanya budaya wayang, ia dapat mengetahui dan memahami arti dari seni itu, bagaimana sejarah wayang yang termaktub hingga sampai sekarang. Dan lain-lain.

2. Menyadari bahwa budaya itu merupakan kekayaan dari negerinya.

Tidak semua negara mempunyai banyak budaya yang bervariasi seperti yang Indonesia. Indonesia sangat kaya, dari segi alam, budaya, makanan khas, seni dan lainnya. Membuat sebagian warga negara asing iri dan tertarik untuk mempelajari budaya tersebut.

3. Pemuda harus sadar, karena bisa saja kekayaan budaya tersebut dapat dirampas oleh negara lain.

Beberapa puluh tahun diisukan salah satu budaya diklaim oleh negara Malaysia bahwa wayang merupakan budaya dari mereka.

Malaysia beranggapan, para perantau yang berdomisili tersebut telah menunjukkan wayang kulit di Malaysia dan menjadikannya sebagai kebudayaan mereka, miris sekali bukan?

4. Giat melakukan kegiatan yang berbau seni dengan berbagai komunitas pegiat seni budaya.

Apapun itu, entah seni lukis, seni tari, seni terapan, kerajinan, teater, pagelaran wayang, karawitan, dan lain-lain itu menjadi timbul rasa nasionalisme dalam menjaga keutuhan budaya yang ada.

5. Khusus di era digital, generasi millenial harus cerdas dalam memilih konten dakwah via online.

Karena banyaknya konten-konten dakwah yang senonoh dan tidak sesuai dengan kaidah ajaran agama Islam. Mempetakan seolah-olah Islam hanya itu-itu saja.

Padahal Allah SWT menganjurkan agar tetap menjadi hamba ( ciptaan tuhan ) yang dapat mencintai asal-usulnya atau tanah kelahirannya. Nabi Muhammad SAW memang lahir di Arab. Otomatis beliau juga menghormati dan menjunjung tinggi budaya yang ada di Arab.

Maka, selaku kita menjadi orang Indonesia khususnya Jawa, senantiasa bangga dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang ditorehkan dari budaya tersebut.

Semoga, harapan dari warga negara dengan turut andilnya generasi muda dalam menjaga, merawat, melestarikan budaya bisa selaras dan tetap kekal sampai generasi-generasi berikutnya dapat merasakan kekayaan budaya dari negeri tercintanya.

Ayu Sastra
Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Ayu Lestari, hidup di tengah-tengah sudut kota kecil yang melegenda tepatnya di Kota Lasem. Saya merupakan penulis pemula yang ingin mendedikasikan diri khususnya dibidang kepenulisan. Akun Media Sosial FB : Aeyu Loestari IG : @ayu_lestari230801 @lestari_sastra WA : 0858 - 6803 - 1099