
Lumbung padi tak begitu menawan rupanya Seketika peluh dan hentakan dari sang tongkat tak pernah ia rasa Seperti tak dianggap Merongrong sendiri dengan suara yang culas dengan piciknya Malang sekali nasib lumbung padi Ingin menyuarakan keberadaannya Akan tetapi selalu dipandang seperempat mata Bukannya buta Tapi sepertinya... Rasa memiliki masih belum teraba Bagi para penikmat keringat yang ingin menegakkan keberadaan yang setara Lestari Sastra, 23 September 2021
Lumbung padi ini saya kiaskan pada seorang manusia yang masih mencari jati diri dalam sebuah kepemimpinan. Terasa gagu dan ragu dengan arah kepemimpinannya. “Hentakan dari sang tongkat” diibaratkan sebagai pukulan kritikan dari masyarakat disekitarnya yang amat dahsyat.
Dengan berbagai macam lika-liku perjuangan dalam memimpin, seolah-olah berjuang sendiri, tertatih-tatih sendiri, bahkan menahan laranya pun sendiri
Suatu proses pendewasaan yang memang terasa menyedihkan dan menyakitkan. Akan tetapi, ia yakin bahwa akan ada pelangi setelah badai. Karena, sebaik-baiknya manusia ialah manusia yang mampu menerima kebaikan walaupun dengan cara yang belum bisa mengindahkan hati.
Penulis : Ayu Lestari
Leave a Reply